Langsung ke konten utama

Mengukur Kebisingan


Suara adalah gejala dimana partikel-partikel di udara bergetar dan menyebabkan perubahan-perubahan dalam tekanan udara sehingga intensitasnya dinyatakan sebagai tekanan suara. Intensitas suara didefinisikan secara kuantitatif sebagai tingkat kekuatan suara. Alat-alat ukur tingkat kebisingan menggunakan rangkaian penyesuaian frekuensi yang mengasimilasikan kepekaan telinga manusia terhadap kenyaringan.
Suara adalah sensasi atau rasa yang dihasilkan oleh organ pendengaran manusia ketika gelombang-gelombang suara dibentuk di udara sekeliling manusia melalui getaran yang diterimanya. Gelombang suara merupakan gelombang longitudinal yang terdengar sebagai bunyi bila masuk ke telinga berada pada frekuensi 20 – 20.000 Hz atau disebut jangkauan suara yang dapat didengar.
            Tingkat intensitas bunyi dinyatakan dalam satuan bel atau decibel (dB).    Polusi suara atau kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara yang tidak dikehendaki dan mengganggu manusia. Sehingga beberapa kecil atau lembut suara yang terdengar, jika hal tersebut tidak diinginkan maka akan disebut kebisingan. Tingkat tekanan suara berbobot A sepadan dan kontinyu diartikan sebagai tingkat tekanan suara berbobot A dari kebisingan yang fluktuasi selama suatu periode waktu T yang dinyatakan sebagai jumlah energi rata-rata dan dinyatakan dalam rumus :

Referensi:
Arifin, M.S. 2018. Studi Tingkat Kebisingan Lalu Lintas Pada Jalan Tipe 2/2 Ud (Studi Kasus : Jalan Pangeran Suryanata Samarinda). Jurnal Teknik Sipil Dan Arsitektur, 1(1).
Susanto, A. 2018. Pengukuran Tingkat Kebisingan ResearchGate.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pendekatan Saintifik dan Kontekstual

PENDEKATAN SAINTIFIK DAN KONTEKSTUAL 1. Pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang mengadopsi langkah-langkah saintis dalam membangun pengetahuan melalui metode ilmiah.Model pembelajaran yang diperlukan adalah yang memungkinkan terbudayakannya kecakapan berpikir sains, terkembangkannya “sense of inquiry” dan kemampuan berpikir kreatif siswa (Alfred De Vito, 1989). Model pembelajaran yang dibutuhkan adalah yang mampu menghasilkan kemampuan untuk belajar (Joice & Weil, 1996), bukan saja diperolehnya sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana pengetahuan, keterampilan, dan sikap itu diperoleh peserta didik (Zamroni, 2000; &Semiawan, 1998).  Sesuai dengan karakteristik fisika sebagai bagian dari  natural science , pembelajaran fisika harus merefleksikan kompetensi sikap ilmiah, berfikir ilmiah, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data

media 3 dimensi

MAKALAH MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA MEDIA 3 DIMENSI DOSEN PENGAMPU : DIAN PERTIWI RASMI, S.Pd.,M.Pd NAMA KELOMPOK   1 : 1.       DINDA AURA NATASYA                          A1C317077 2.       LUGY RIVALDO                                        A1C317011 3.       SYINDI AGNIA                                           A1C317039 4.       WENI SUKARNI                                        A1C317035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2018 BAB I PENDAHULUAN I.        Latar Belakang 1.1   Pengertian Media Kata media berasal dari bahasa Latin yaitu medius yang artinya tengah, perantara atau pengantar. Kata Media merupakan bentuk jamak dari kata “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar”. Gerlach & Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis be

Prosedur mengembangkan dan evaluasi media pembelajaran

PROSEDUR PENGEMBANGAN  DAN EVALUASI MEDIA PEMBELAJARAN Kegiatan pengembangan meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang diikuti dengan kegiatan penyempurnaan. 1.  Perencanaan Media Pendidikan Dalam membuat perencanaan, kita perlu memperhatikan dan mempertimbangkan hal-hal berikut: a.    Analisis Kebutuhan dan Karakteristik Siswa Kebutuhan adalah kesenjangan antara kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang kita inginkan dengan kemampuan, keterampilan, dan sikap siswa yang mereka miliki sekarang. Kebutuhan dapa diketahui dengan berbagai cara, yaitu dengan melihat tuntutan kebutuhan yang ada di masyarakat dan melihat dari apa yang dirumuskan dalam kurikulum. Suatu media akan dianggap terlalu mudah bagi siswa bila siswa tersebut telah memiliki sebagian besar pengetahuan yang disajikan oleh media tersebut. Sebaliknya media akan dipandang terlalu sulit bagi siswa bila siswa belum mengetahui pengetahuan yang diperlukan sebelum menggunakan media tersebu