Memanfaatkan lingkungan sebagai media dalam pembelajaran
A. Definisi lingkungan
Lingkungan adalah
sesuatu gejala alam yang ada disekitar kita, dimana terdapat interaksi antara
faktor biotik (hidup) dan faktor abiotik (tak hidup). Lingkungan menyediakan
rangsangan (stimulus) terhadap individu dan sebaliknya individu memberikan
respons terhadap lingkungan. Dalam proses interaksi itu dapat terjadi perubahan
pada diri individu berupa perubahan tingkah laku.
Belajar pada hakikatnya
adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan. Menurut Slameto (2003)
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Hal tersebut
menunjukkan bahwa lingkungan sangat penting pengaruhnya terhadap pemerolehan
siswa akan pelajaran yang sedang dipelajarinya.
Media pendidikan sangat
penting sekali untuk menunjang pencapaian tujuan pendidikan. Oemar Hamalik (2004) dalam teorinya “Kembali ke
Alam” menunjukan betapa pentingnya pengaruh alam terhadap perkembangan peserta
didik. Menurut Oemar Hamalik (2004: 195) Lingkungan (environment) sebagai dasar
pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu
dan merupakan faktor belajar yang penting.
Lingkungan yang berada
disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber belajar. Lingkungan meliputi:
Masyarakat disekeliling sekolah; Lingkungan fisik disekitar sekolah,
bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai, bahan-bahan bekas dan bila diolah
dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar, serta
peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Jadi, media
pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku
tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di sekitar
sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi dari sekolah
dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang mereka temui di lingkungan
mereka.
B. Tujuan lingkungan sebagai media
pembelajaran
Tujuan pemanfaatan
lingkungan masyarakat sebagai sumber belajar adalah untuk mengupayakan agar
terjadi proses komunikasi atau interaksi antara sekolah khususnya para siswa
dan masyarakat. Interaksi yang baik akan menumbuhkan saling pengertian antara
kedua pihak. Sehingga miskomunikasi tidak akan terjadi. Harapannya adalah
terjadinya peningkatan relevansi antara kurikulum sekolah dengan kebutuhan
masyarakat. Dengan adanya pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran ini
guru juga berharap siswa akan lebih akrab dengan lingkungan sehingga
menumbuhkan rasa cinta akan lingkungan sekitarnya.
C. Jenis lingkungan sebagai media
pembelajaran
Semua lingkungan yang
ada disekitar kita bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Dari semua
lingkungan yang dapat digunakan dalam proses pendidikan dan pengajaran secara
umum dapat dikategorikan menjadi tiga macam lingkungan belajar yakni lingkungan
sosial, lingkungan alam dan lingkungan buatan.
ü Lingkungan
Sosial, Lingkungan sosial sebagai sumber belajar berkenaan dengan interaksi
manusia dengan kehidupan bermasyarakat, seperti organisasi sosial, adat dan
kebiasaan, mata pencaharian, kebudayaan, pendidikan, kependudukan, struktur
pemerintahan, agama dan sistem nilai. Lingkungan sosial tepat digunakan untuk
mempelajari ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan. Dalam praktek pengajaran
penggunaan lingkungan sosial sebagai media dan sumber belajar hendaknya dimulai
dari lingkungan yang paling dekat, seperti keluarga, tetangga, rukun tetangga,
rukun warga, kampung, desa, kecamatan dan seterusnya. Hal ini disesuaikan
dengan kurikulum yang berlaku dan tingkat perkembangan anak didik.
Contoh
: Dalam pelajaran Ilmu Bumi dan Kependudukan siswa diberi tugas untuk
mempelajari aspek kependudukan di rukun tetangganya. Siswa diminta untuk
mempelajari jumlah penduduknya, jumlah keluarga, komposisi penduduk menurut
umur, agama, mata pencaharian, tingkat pendidikan, peserta KB, pertambahan
penduduk dari tahun ke tahun dan lain-lain. Dalam studi ini siswa menghubungi
ketua RT dan bertanya kepadanya, disamping melihat sendiri keadaan penduduk di
RT tersebut. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di sekolah untuk dipelajari lebih
lanjut. Melalui kegiatan belajar seperti itu, siswa dapat lebih aktif dan lebih
produktif sebab ia mengerahkan usahanya untuk memperoleh informasi
sebanyak-banyaknya dari sumber-sumber yang nyata dan faktual.
ü Lingkungan
Alam, Lingkungan Alam adalah segala sesuatu yang sifatnya alamiah seperti
keadaan geografis, iklim, suhu udara, musim, curah hujan, flora (tumbuhan),
fauna (hewan), sumber daya alam (air, hutan, tanah, batu-batuan dan lain-lain).
Aspek-aspek lingkungan alam tersebut dapat dipelajari secara langsung oleh para
siswa melalui cara-cara tertentu. Mengingat sifat-sifat dari gejala alam
relatif tetap tidak seperti dalam lingkungan sosial, maka akan lebih mudah
dipelajari para siswa. Siswa dapat mengamati dan mencatatnya secara pasti,
dapat mengamati perubahan-perubahan yang terjadi termasuk prosesnya dan
sebagainya. Gejala lain yang dapat dipelajari adalah kerusakan-kerusakan
lingkungan alam termasuk faktor penyebabnya seperti erosi, penggundulan hutan,
pencemaran air, tanah, udara, dan sebagainya. Dengan mempelajari lingkungan
alam diharapkan para siswa dapat lebih memahami materi pelajaran di sekolah
serta dapat menumbuhkan cinta alam, kesadaran untuk menjaga dan memelihara
lingkungan, turut serta dalam menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan
serta tetap menjaga kelestarian kemampuan sumber daya alam bagi kehidupan
manusia.
Contoh
: dalam pelajaran IPA, siswa diminta mempelajari lingkungan alam di tempat
tinggalnya. Siswa diminta mencatat dan mempelajari suhu udaara, jenis tumbuhan,
hewan, batu-batuan, kerusakan lingkungan, pencemaran dan lain-lain. Baik secara
individual maupun kelompok para siswa akam melakukan kegiatan belajar seperti
mengamati, bertanya kepada orang lain, membuktikan sendiri atau mencobanya.
Dari kegiatan tersebut siswa akan mendapatkan pelajaran yang tidak diperolehnya
di sekolah sehari-hari.
ü Lingkungan
Buatan, Lingkungan yang ketiga adalah lingkungan buatan. Kalau lingkungan alam
bersifat alami, sedangkan lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja
diciptakan atau dibangun manusia untuk tujuan-tujuan tertentu yang bermanfaat
bagi kehidupan manusia. Lingkungan buatan antara lain adalah irigasi atau
pengairan, bendungan, pertamanan, kebun binatang, perkebunan, penghijauan, dan
pembangkit tenaga listrik. Siswa dapat mempelajari lingkungan buatan dari
berbagai aspek seperti prosesnya, pemanfaatannya, fungsinya, pemeliharaannya,
daya dukungnya, serta aspek lain yang berkenaan dengan pembangunan dan
kepentingan manusia dan masyarakat pada umumnya. Lingkungan buatan dapat dikaitkan
dengan kepentingan berbagai bidang studi yang diberikan di sekolah. Ketiga
lingkungan tersebut dapat dimanfaatkan sekolah dalam proses belajar-mengajar
melalui perencanaaan seksama oleh para guru bidang studi di luar jam pelajaran
dalam bentuk penugasan kepada siswa atau dalam waaktu khusus yang sengaja
disiapkan pada akhir semester atau pertengahan semester. Ketika lingkungan
ditempatkan sebagai media atau sumber pada bidang studi yang relevan, maka akan
memperkaya materi pengajaran, memperjelas prinsip dan konsep yang dipelajari
dalam bidang studi dan bisa dijadikan sebagai laboratorium belajar para siswa.
D. Keuntungan dan kelemahan menggunakan
lingkungan sebagai media pembelajaran
Membawa kelas atau para
siswa keluar kelas dalam rangka kegiatan belajar tidak terbatas waktu. Artinya
tidak selalu memakan waktu yang lama, tapi bisa saja dalam satu atau dua jam
pelajaran bergantung kepada apa yang akan dipelajari dan bagaimana cara
mempelajarinya. Pemanfaatan lingkungan sebagai media pembelajaran lebih bermakna
disebabkan para siswa dihadapkan langsung dengan peristiwa dan keadaan yang
sebenarnya secara alami, sehingga lebih nyata, lebih faktual, dan kebenarannya
dapat dipertanggung jawabkan.
Banyak keuntungan yang
dapat diperoleh dari penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran, antara
lain:
Kegiatan belajar lebih
menarik dan tidak membosankan dibandingkan duduk di kelas selama berjam-jam,
sehingga motivasi belajar siswa akan lebih tinggi. Hakikat belajar akan lebih
bermakna sebab siswa dihadapkan langsung dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya
atau bersifat alami, Bahan-bahan yang dapat dipelajari lebih kaya serta lebih
faktual sehingga kebenarannya lebih akurat. Kegiatan belajar lebih komprehensif
dan lebih aktif sebab dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti mengamati,
bertanya atau wawancara, membuktikan atau mendemonstrasikan, dan menguji fakta
. Sumber belajar menjadi lebih kaya sebab lingkungan yang dapat dipelajari
sangat beraneka ragam seperti lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan
buatan, dan lain-lain. Siswa juga lebih dapat memahami dan menghayati
aspek-aspek kehidupan yang ada dilingkungannya, sehingga dapat membentuk
pribadi yang tidak asing dengan kehidupan di sekitarnya, serta dapat memupuk
rasa cinta akan lingkungan.
Sedangkan kelemahan
dari penggunaan lingkungan sebagai media pembelajaran antara lain :
Tidak seperti pelajaran
dalam kelas, pelajaran diluar kelas harus disiapkan secara matang karena jika
kurang persiapan sebelumnya akan menyebabkan ada kesan main-main ketika
pelajaran berlangsung. Adanya anggapan belajar dengan lingkungan memerlukan
waktu yang relatif lama, padahal pelajaran cukup dilakukan selama beberapa
menit saja kemudian dilanjutkan dikelas. Banyak guru yang masih berpandangan
sempit bahwa belajar hanya dilakukan didalam kelas.
E. Teknik penggunaan lingkungan sebagai
media pembelajaran
Segala hal yang ada
disekitar kita bisa dijadikan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, tidak
semua pengajar mengetahui bagaimana cara memanfaatkan lingkungan yang tersedia
sebagai media dalam pengajaran bidang studi. Ada beberapa cara atau teknik
bagaimana mempelajari lingkungan sebagai media dan sumber belajar, antara lain:
Survey , Mengunjungi
lingkungan seperti mayarakat setempat untuk mempelajari proses sosial, budaya,
ekonomi, kependudukan, dan lain-lain. Kegiatan belajar dilakukan siswa melalui
observasi, wawancara dengan beberapa pihak yang dipandang perlu, mempelajari
data atau dokumen yang ada, dan lain-lain. Hasilnya dicatat dan dilaporkan di
sekolah untuk dibahas bersama dan disimpulkan oleh guru dan siswa untuk
melengkapi bahan pengajaran. Pengajaran yang dapat dilakukan untuk kegiatan
survey terutama bidang studi ilmu sosial dan kemasyarakatan, seperti ekonomi,
sejarah, kependudukan, hukum, sosiologi, antropologi, dan kesenian.
Field trip atau
karyawisata, Karyawisata adalah kunjungan siswa keluar kelass untuk mempelajari
objek tertentu sebagai bagian integral dari kegiatan kurikuler di sekolah.
Sebelum karyawisata dilakukan siswa, sebaiknya direncankan terlebih dahulu
objek apa yang akan akan dipelajari dan cara mempelajarinya serta kapan
sebaiknya dipelajari. Objek karyawisata harus relevan dengan bahan pengajaran.
Misalnya musium untuk pelajaran sejarah, kebun binatang untuk pelajaran
biologi, taman mini untuk pelajaran ilmu bumi dan kebudayaan, peneropongan
bintang di Lembang untuk fisika dan astronomi. Karyawisata sebaiknya dilakukan
pada akhir semester atau tengah semester dan dikaitkan dengan keperluan
pengajaran dari berbagai bidang studi.
Praktek lapangan,
Praktek lapangan dilakukan oleh para siswa untuk memperoleh keterampilan dan
kecakapan khusus. Misalnya Mahasiswa FKIP diterjunkan ke sekolah untuk melatih
kemampuan sebagai guru di sekolah. Siswa SMK dikirim ke perusahaan maupun
instansi yang sesuai dengan jurusan untuk mempelajari dan mempraktekkan alat
berat, pembukuan, akuntansi, dan lain-lain.
Dengan demikian praktek lapangan berkenaan dengan keterampilan tertentu
sehingga lebih tepat untuk sekolah-sekolah kejuruan.
Mengundang manusia
sumber atau nara sumber, Jika cara sebelumnya kelas dibawa ke masyarakat, pada
cara ini narasumber yang diundang ke sekolah untuk memberikan penjelasan
mengenai keahliannyadi hadapan para siswa. Misalnya mengundang penyuluh
pertanian untuk menjelaskan cara bercocok tanam, dan lain-lain. Narasumber yang
diundang harus relevan dengan kebutuhan belajar siswa.
Proyek pelayanan dan
pengabdian pada masyarakat, Cara ini dilakukan apabila sekolah (guru dan siswa
secara bersama-sama melakukan kegiatan dengan memberikan bantuan kepada
masyarakat seperti pelayanan, penyuluhan, partisipasin dalam kegiatan
masyarakat, dan kegiatan lain yang diperlukan). Proyek pelayanan pada
masyarakat memberi manfaat yang baik bagi para siswa maupun bagi masyarakat.
DAFTAR RUJUKAN
Arsyad Azhar, Media
Pembelajaran , PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta:2006
Sudjana Nana, Media
pengajaran penggunaan dan pembuatannya, Sinar Baru, Bandung:1997
Sadirman Arief. S, dkk
, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan), Rajawali Pers,
Jakarta: 2011
http://didingnurarifin.blogspot.com/2014/06/makalah-lingkungan-sebagai-media.html
Komentar
Posting Komentar